Kesenjangan Jumpa (katanya sih puisi)
Kuhitung sudah beberapa minggu.. Tata surya memangut kelabu.. Tata purnama menyayat kalbu.. Dibalik jendela kamar, anak bungsu menunggu.. Matanya berbinar, bibirnya memuji purnama hari rabu.. Setiap jam sembilan, dia melihat foto yang dia sembah yaitu rindu yang tak kunjung sembuh.. Dalam peraduan kata.. Dirinya seolah gersang stepa dan sabana.. Rasa rindunya seperti ternak kurus dan merana.. Di ruang rindu.. Dirinya kenyang menelan cemburu.. Angin angin cemburu memulai pertikaian kecil.. Menyulut api dalam tungku perasangka kerdil.. Sembil merajuk egoisme dia berpikir.. Sehening apapun keadaan, sebening itu pula harapan.. Dia lalu berkelakar.. Duhai Purnamaku.. bersamamu mungkin ada saja faham yang disalahartikan.. Tapi, jika engkau memaknainya, serumit apapun pikiran, mungkin diamnya adalah bentuk kerinduan.. Aku sudah berhasrat untuk merayumu agar mau bertemu.. Namun, traumaku malah mengundang kesepian untuk bertamu.. Tanpa sapa dan tawa.. Kau masih duduk di singgasa