Makalah Hadits tentang Nasehat Nabi Ketika di Kuburan Sebelum Mayat Dikubur

Kumpulan yang didapat dari hadits-hadits tentang nasehat nabi ketika berada di kuburan sebelum mayat dikubur

Segala puji bagi Allah yang maha esa, shalawat dan salam untuk seseorang yang tidak ada lagi nabi setelahnya, yaitu Nabi kita Muhammad dan untuk keluarganya serta para shahabanya,
Pembahasan kali ini mengenai hadits-hadits tentang nasehat Nabi kepada para hadirin ketika di kuburan sebelum penguburan, seperti apa yang dihasilkan dari kemudahan yang diberikan Allah kepada kita melalui pendapat-pendapat ulama.
Diambil dari Shahih Bukhari rahimahullah (2/99) dengan teks dibawah ini :
Bab nasehat-nasehat yang dibicarakan di kuburan dan duduknya para sahabat di sekitarnya :
 Telah menceritakan kepada kami 'Utsman telah menceritakan kepada saya Jarir dari Manshur dari Sa'ad bin 'Ubaidah dari Abu 'Abdurrahman dari 'Ali radliallahu 'anhu berkata,: Kami pernah berada di dekat kuburan Baqi' Al Ghorqad yang kemudian Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mendatangi kami, lalu Beliau duduk maka kami pun ikut duduk dekat Beliau. Beliau membawa sebuah tongkat kecil yang dengan tongkat itu Beliau memukul-mukul permukaan tanah dan mengorek-ngoreknya seraya berkata,: "Tidak ada seorangpun dari kalian dan juga tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka dan melainkan sudah ditentukan jalan sengsaranya atau bahagianya". Kemudian ada seorang yang berkata,: "Wahai Rasulullah, dengan begitu apakah kita tidak pasrah saja menunggu apa yang sudah ditentukan buat kita dan kita tidak perlu beramal?. Karena barangsiapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka pasti dia sampai kepada amalan orang yang berbahagia, sebaliknya siapa diantara kita yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara maka pasti dia akan sampai kepada amalan orang yang sengsara". Maka Beliau bersabda: "(Tidak begitu). Akan tetapi siapa yang telah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia, dia akan dimudahkan untuk beramal amalan orang yang berbahagia dan sebaliknya orang yang telah ditetapkan sebagai orang yang akan sengsara maka dia pasti akan dimudahkan beramal amalan orang yang sengsara". Kemudian Beliau membaca firman Allah subhanahu wata'ala QS Al Lail ayat 5 - 6 yang artinya: ("Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa serta membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) ").
Telah mashur di kalangan orang-orang hadits barra’ bin Ajib yang panjang yang telah diriwayatkan oleh ulama-ulam hadits, salah satunya Muhammad Nasiruddin al-Albani semoga Allah menjaganya, dan memberika kebaikan padanya, dalam kitabnya hukum-hukum pengurusan jenazah. Telah dijelaskan semuanya dalam kitabnya. Teks ini ada dalam kitabnya yang telah disebutkan tadi pada halaman 198 beliau berkata :
Dibolehkan duduk dekat kuburan dengan maksud supaya mengingatkan orang yang hadir akan mati dan kehidupan setelahnya, berdasarkan hadits Barra bin Ajib beliu berkata : kami keluuar bersama Rasulullah SAW untuk mennghadiri pemakaman seorang laki-laki dari Anshar, ketika kami sampai ke kuburan pada saat itu mayat belum dikuburkan, lalu Rasulullah SAW duduk (menghadap kiblat) lalu kamipun duduk dekat beliau, seolah-olah diatas kepala kami semua ada burung, dalam tangan Rasul ada sebuah tongkat kemudian beliau memukulkan tongkat itu ke tanah, sehingga beliau melihat ke atas, dan melihat ke tanah, sehingga membuat penglihatan beliau ke atas dan ke bawah sebanyak tiga kali lalu beliau bersabda : minta ampunlah kalian semua kepada Allah SWT dari adzab kubur sebanyak dua kali atau tiga kali, lalu beliau berdoa’ “Ya Allah aku meminta perlindungan kepada-Mu dari adzab kubur” (sebanyak tiga kali) lalu beliau bersabda :
Sesungguhnya seorang hamba yang beriman bila sudah terputus dari kehidupan dunia dan menghadap ke akhirat maka turunlah malaikat dari langit yang putih wajahnuya bagaikan matahari. Dia datang membawa kain kafan dari surga dan parfum mayat dari surga. Sampai kemudian mereka duduk di depan orang itu sejauh mata memandang. Selanjutnya, datanglah malaikat maut lalu duduk di kepalanya sambil berkata “ wahai jiwa yang baik (dalam sebuah riwayat, “jiwa yang tenang), kelauarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah’ lalu jiwa itu keluar mengalir bagaikan mengalirnya tetesan air dari atap lalu malaikat maut mengambilnya.
Dalam riwayat lain; sampai ketika jiwanya sudah keluar maka seluruh malaikat antara langit dan bumi memberikan shalawat kepadanya, juga semua malaikat yang ada di langit, lalu dibukakanlah pintu-pintu langit. Semua penghuni pintu itu berdo’a kepda Allah agar jiwa orang ini naik dari arah pintunya.
Ketika dia (malaikat maut) sudah memegang ruh orang ini maka para malaikat yang lain tidak membiarkannya mesti sekejap mata melainkan langsung menempatkannya dalam kain kafan tadi dengan wewangiannya. Itulah firman Allah
Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- Malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (Q.S al-An’am : 61).
Dia keluar dari situ dalam keadaan bau terharum yang dimiliki aroma kesturi yang pernah ada di muka bumi. Selanjutnya, para malaikat ini naik membawa jiwa orang tersebut dan setiap kali mereka melewati malaikat, maka merekapun selalu bertanya “ gerangan siapakah jiwa yang harum ini/”
Malaikat yang membawanya pun menjawab “ Fulan bin Fulan “ dengan namanya yang terbaik yang biasa disandangnya selama di dunia. Sampai ketika mereka tiba di langit dunia dan mereka minta dibukakan pintu untuk si ruh yang mereka bawa. Pintupun dibukakan untuk mrerka. Ini dijadikan pengumuman oleh para malaikta yang didekatkan dari setiap langit yang dilewati sampai ke langit yang ke tujuh, maka Allah pun berfirman “ tulislah catatan hambu ku ini dalam illiyin’
Tahukah kamu Apakah 'Illiyyin itu? (yaitu) kitab yang bertulis, (Q.S al-Mutaffifin : 19-20)
Kemudian diakatakan “ kembalikan dia kebumi, karena Aku sudah berjanji kepada mereka bahwa aku menciptakan mereka dari sana dan kesana pula Aku mengembalikan mereka lalu dari sana pula Aku akan membangkitkan mereka sekali lagi”
Lalu dia dikembalikan ke bumi dan ruhnya dimasukan lagi ke dalam jasadnya. Dia juga mendengar suara sandal teman-temannya tatkala mereka meninggalkan kuburannya.
Selanjutnya, datanglah dua orang malaikat yang kasar benrakannya menyerga dan mendudukannya lalu berkata “ siapa tuhanmu ? apa agamamu? Siapa nabimu?” itu adalah fitnah (ujian) terakhir yang disodorkan kepada seorang mukmin dan itulah yang dikatakan oleh Allah ”Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh itu[788] dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki” (Q.S Ibrahim : 27)
Sehingga dia bisa menjawab “ tuhanku Allah, agamaku Islam, Nabiku Muhammad SAW”
Lalu ada suara panggilan dari langit yang berbunyi “ hamba-Ku ini benar, maka bentangkan permadani dari surga, pakaikan dia pakaian dari surga, bukakan untuknya pintu menuju ke surga”
Sehingga keharuman surga tercium olehnya dan kuburannya pun diperluas sejauh mata memandang.
Beliau berkata lagi “ lalu datanglah (dalam riwayat lain : yang diserupakan dengannya) seseorang laki-laki yang bagus wajahnya, bagus pakaiannya, dan berbau harum yang berkata, “ bergembiralah dengan apa yang membuatmu mudah” (bergembiralah dengan keridhaan Allah SWT dan surga-surga yang didalamnya ada kenikmatan abadi). Ini adalah hari yang dijanjikan untukmu”
Dia balik berkata “ kamu juga diberi kabar gembira oleh Allah SWT ? siapa dirimu ? Wajahmu menunjukan wajah yang datang membawa kebaikan” orang tadi menjawab “ aku adalah amal shalihmu. Demi Allah, aku tidak mengetahui tentangmu kecuali bahwa kau ccepat dalam melaksanakan perintah Allah dan lalai dalam mengerjakan kemaksiatan pada Allah, maka Allah  membalasmu dengan kebaikan”
Kemudian dibukakanlah untuknya sala satu pintu surga dan salah satu pintu neraka, lalu dikatakan “ ini adalah tempatmu kalau saja kamu bermaksiat kepada Allah tapi Allah telah menggantinya dengan yang ini” kalau dia melihat apa yang ada dalam surga maka dia akan berkata “ wahai tuhanku, percepatlah datangnya kiamat, agar aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku” dikatakan padanya “tenanglah”
Rasulullah SAW melanjutkan :
Sedangkan kalau yang mati itu adalah orang kafir (dalam sebuah riwayat orang fajir atau durjana) ketika dia akan berpisah dengan dunia dan menuju ke akhirat maka akan turun para malaikat yang kasar dan bengis dari langit kepadanya. Wajah mereka hitam mereka membawa permadani kasar dari api nerka. Mereka duduk di hadapan orang kafir ini wpanjang mata memandang. Lalu datanglah malaikat maut duduk dikepalanya dan berkata “wahai jiwa yang jelel keluarlah menuju kemurkaan dan kebencian Allah”
Lalu Ruhnya keluar dari jasd dan di rampas bagaikan merampas sabut yang berserat banyak dari bulu domba yang basah sehingga banyak keringat dan urat-urat yang terpurtus darinya. Dia lalu dilaknat oleh setiap malaikat antara langit dan bumi, serta semia malaikat yang ada di langit. Pintu-pintu langit ditutup untuknya. Tidak ada pintu kecuali penjaganya akan berdoa kepada Allah agar ruh orang ini tidak naik kepada Allah melalui pintu mereka.
Malaikta maut kemudian mengambilnyadan ketika sudah diambil hanya dalam sekejap mata mereka menempatkannya dalam permadani kasr tadi dan keluar dari sana bau terbusuk dari bangkai yang pernah ada di bumi . mereka membawanya naik dan setiap kali berpapasan dengan malaikat mereka berkata “ ruh siapa yang jelek ini ?” malaikat yang membawanya ini akan menjawab “Rulan bin Bulan” disebutkan nama terjeleknya yang pernah dilekatkan kepadanya selam di dunia. Sampai akhirnya mereka tiba di langit. Ada permintaan untuk membuka pintu langit untuk ruh orang ini tapi tidak dibukakan”
Kemudan Rasulullah membaca ayat Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. (Q.S al-A’raf : 40)
Allah ajja wajalla kemudian berfirman “ tulislah catatan hambaku ini ke dalam sijji dan dalam bumi yang paling bawah”
Kemudian diakatakan “ kembalikan dia kebumi, karena Aku sudah berjanji kepada mereka bahwa aku menciptakan mereka dari sana dan kesana pula Aku mengembalikan mereka lalu dari sana pula Aku akan membangkitkan mereka sekali lagi”
Kemudian ruhnya itu dilemparkan dari langit sampai menimpa tubuhnya. Kemudian beliau membaca ayat :
Dengan ikhlas kepada Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (Q.S al-Hajj : 31)
Maka dikembalikanlah ruhnya kepada jasad. Dia akan mendengar suara sandal teman-temannya bila sudah meninggalkan pemakaman.
Selanjutnya, dia didatangi  dua malaikatyang keras bentakannya yang langsung membentak dan mendudukannya lalu berkata “siap tuhanmu?” dia akan menjawab , “hah hah aku tidak tahu” malaikat itu bertanya lagi “apa agamamu?” dia juga akan menjawab “hah hah aku tidak tahu” malaikat iru bertanya lagi “apa pendapatmu tentan orang yang diutus kepada kalian ini?” tapi dia tidak diberi petunjuk akan namanya sampai dikatakan kepadanya “dia itu Muhammad” Dia berkata “hah hah aku tidak tahu, aku hanya mendengar manusia mengatakan sesuatu lalu aku mengatkan hal yang sama”
Lalu dikatakanlah “ kamu memang tidak tahu dan tidak akan membaca”
Selanjutnya ada panggilan dari langit dan mengatakan “dia berdusta bentangkan dia di neraka dan bukakan pintu neraka menghadap ke arahnya” akhirnya hawa neraka itu menghampirinya dan kuburannya pun dipersempit sampai tulang persendiannya berhimpitan terpisah-pisah.
Kemudian datanglah kepadanya seorang laki-laki (dalam riwayat lain diserupakan untuknya seorang laki-laki) yang buruk rupa, berpakaian jelek dan berbau busuk dan berkata padanya “ bergembiralah dengan kabar yang akan memburukanmu, inilah hari yang dijanjikan untukmu”
Dia berkata “ kamu ini datang membawa kabar buruk dari Allah, siapa engkau? Wajahmu menunjukan keburukan”
Orang iru menjawab “aku adalah amal burukmu demi Allah, aku tidak tahu hal lain kecuali bahwa kamu ini lambat dalam ketaatan kepada allah tapi cepat bermaksiat kepada Allah  maka Allah pun mengganjarmu dengan keburukan”
Kemudian didatangkanlah kepadanya orang yang bisu, tuli, ditangannya ada palu godam yang kalau dipukulkan ke gunung maka gunung itu akan hancur menjadi tanah. Orang itu lalu memukulnya dengan sebuah pukulan sampai dia menjadi tanah, kemudian Allah kembalikan sebagaiman biasa dan dipukul lagi. Dia menjerit dengan jeritan yang bisa didengar oleh semua benda kecuali oleh jin dan manusia. Lalu dibukakanlah sebuah pintu neraka untuknya dan diapun berkata “wahai tuhanku jangan datangkan hari kiamat”.
Al-Hafidz Ibnu Hajar membahas hadits ini juga dalam Fath al-Bari’ (3/235) beliau berpendapat :
Bab nasehat-nasehat ketika penguburan jenazah dan duduk-duduk di sekitar kuburan.
1326-Telah menceritakan kepada kami 'Utsman telah menceritakan kepada saya Jarir dari Manshur dari Sa'ad bin 'Ubaidah dari Abu 'Abdurrahman dari 'Ali radliallahu 'anhu berkata,: (Kami pernah...) Hadits yang dinukil dari Sahih Bukhari.
Al-Hafidz ibnu Hajar dalam bukunya menerangkan. Dalam (3/225) dari Fath al-Bari’ : beliau berpendapat : bab nasehat-nasehat yang disampaikan seseorang di kuburan dan semenrata teman-temannya duduk di sekitarnya : bahwa perbuatan itu bagus terpisah dari pesoalan duduk ;  jika perbuatan itu memberikan kemaslahatan kepada orang hidup atau kepada mayat maka tidak dimakruhkan melakukannya, maka apabila berlawanan dengan prinsip tadi perbuatan itu dilarang... sampai beliau berkata dalam (h.126) dalam tafsrinya yang kedua mengenai ayat yang terdapat dalam hadits beliau berkata : tafsir-tafsir tentang ayat dalam hadits itu berkaitan bahwa bacaan di kuburan itu tertolak, walaupun dalam bacaan itu ada nasihat.
Zain bin Munir berkata : yang serupa dengan ayat ini adalah terjemhanya yang mengi’syaratkan kepada siap saja yang duduk dekat kuburan supaya sedikit berbicara dengan maksud memebri peringatan akan akhirat lalu disiarkan dengan maksud supaya orang-orang melakukannya.
Al-Aini rahimahullah berkata dalam kitabnya Umdat al-Qari’ dengan 4 jilid (8/185) bab nasehat-nasehat ketika di Kuburan sementara sahabatnya duduk di sekitarnya : bahwa bab ini menjelaskan nasehat ketika di Kuburan, nasehat adalah : nasehat dan peringatan, kata ( dan teman-temannya duduk) di athafkan pada kata (nasehat) yakni bermakna sahabat si pembicara duduk di sekitar pembicara, ini menisyaratkan bahwa duduk dengan berjama’ah ketika penguburan jika memberikan kemaslahatan bagi orang hidup atau mayit tidak dimakruhkan melakukannya, contoh memberikan kemaslahatan kepada orang hidup adalah jika dalam kumpulan menghadiri pemakaman di dalamnya bisa mendekatkan dan mengingatkan kepada maut dan hal-hal akhirat.
Al-Hafidz ibnu Katsir juga menjelaskan hadits ini dalam tafsirnya (2/131)

Dalam kitab (المقرب لاحكام الجناءز) yang terdiri atas 148 fatwa tentang jenazah, dalam (h.60) ; persoalan terdahulu
T 69 : bagaimana pendapat anda tentang memberikan nasihat di kuburan ketika penguburan jenazah pada jaman sekarang ?
J 69 : pendapat saya mengenai pemberian nasihat ketika penguburan bahwa hal itu perintah yang tidak disyariatkan, dan tidak pantas dimasukan dalam kategori sunnah yang utama, jika diperoleh sebab yang bisa memasukannya pada sunnah utama maka disyariatkan melakukannya, misalnya orang-orang tertawa, bercanda, dan bersenda gurau di kuburan ketika penguburan; apabila begitu maka tidak apa-apa memberikan nasihat baik dan bagus karena ditemukan sebab yang menghendakinya, akan tetapi apabila mengadakan khatib ketika acara penguburan maka hal itu tidak ada petunjuk dari nabi dan tidak pantas dilakukan.
Dari sahih bukhari. Bahwasanya nabi telah sampai ke tempat penguburan seseorang dari golongan Anshar dan ketika itu belum dikuburkan., lalu beliau duduk dan para sahabatnya pun duduk seolah-olah diatas kepala mereka ada burung-burung   dari haibah dan udmah,  lalu rasul memukulkan tongkat yang beliau bawa ke tanah, lalu beliau bercerita tentang sang mayit ketika matinya, dan setelah matinya; maka jelaslah bahwa tidak mungkin ada khatib dan berkhutbah pada orang-orang yang hadir , akan tetapi hanya duduk dan sahabatnya yang ada di sekitarnya melihat liang lahat di kuburan ini, lalu berbicara kepada mereka seperti halnya kalian berbicara tentang sahabat kalian kepada teman-teman kalian ketika penguburan mayat seperti itulah yang dilakukan rasul pada perkara ini. Perbedaan hadits khusus tentang masalah duduk dan tentang apa yang harus dilakukan pada jalannya khutbah.
Oleh karena itu cukup melakukan apa yang dilakukan Rasul SAW ketika penguburan, lalu berkata : “kalian harus meminta pengampunan untuk saudara kalian, karena telah ditetapkan pertanyaan untuknya; dan sekarang ini dia sedang ditanya”. Dan ini adalah masalah khusus dan bukan khutbah.
Oleh karena itu cukup bagi satu orang sahabat saja bercucuran air mata pada kedua matanya,  lalu sabda beliau : “Tidak ada seorangpun dari kalian dan juga tidak satupun jiwa yang bernafas melainkan telah ditentukan tempatnya di surga atau di neraka”. Hadits ini ataupun ma’nanya; semuanya tidak menunjukan kepada disyari’atkannya khutbah ketika acara penguburan sebatas adat yang turun temurun. Contoh pemasalahan ini menjadi sesuatu yang pantas untuk kita menyelidikinya.
Tanya jawab seperti ini ada dalam kitab : 70 pertanyaan tentang hukum-hukum seputar jenazah. Yang telah dijawab oleh syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin pada halaman 62.
Semuanya hanya Allah yang tahu. shalawat dan salam untuk nabi kita Muhammad dan untuk keluarga serta shahabatnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Lubabul Hadits (Matan Tanqihul Qaul) Bahasa Sunda (Pembukaan)

Makalah Objek Kajian Filsafat

Syair-syair-an (لو لا مربى ما عرفت ربى)