Kajian Semantik Kata "Kanuud"
Kajian Semantik Kata "Kanuud"
Oleh : M.Riad Hafidz Mubarok
Dalam surat al-Adiyat diterangkan mengenai
bagaimana cara kita mengendalikan nafsu. Dalam salah satu ayatnya ada satu ayat
yang menerangkan sifat manusia kebanyakan yaitu al-Kanud. Dalam tafsir
al-Misbah dikatakan bahwa secara kata kanud itu berarti tanah yang gersang atau
tidak ditumbuhi apapun. Dalam satu hadist dikatakan suatu saat Nabi Muhammad
SAW pernah bertanya pada para sahabatnya mengenai arti kata ini, lalu para
sahabatnya sahabatnya menjawab bahwa Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu, lalu
Nabi pun menjawab bahwa orang yang kanud adalah orang yang ingkar, kikir,
jahat, dan lain-lain.
Dalam konteks surat al-Adiyat sendiri kata
kanud ini diartikan sebagai sifat manusia durhaka yang tidak bisa mengendalikan
nafsunya. Dengan kata lain mereka hanya menuruti kamauan hawa nafsunya tanpa
bisa menghentikannya sehingga mereka menjadi orang yang kanud.
Kanud sendiri dalam konteksa ayat ini masih
bisa dikabarkan lagi artinya yaitu bisa juga diartikan sebagai kelakuan manusia
yang tidak mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah Allah SWT berikan padanya.
Akibatnya dia menjadi serakah, tidak
pernah puas terhadap sesuatu yang dimiliknya sehingga hatinya selalu
tidak pernah tenang dan tentram dikarenakan oleh sifat serakah tadi.
Sifat kanud ini bisa manusia cegah atau redam
dengan cara manusia mengendalikan nafsunya. Cara pengendalian nafsu sendiri
bermacam-macam tapi pada esensinya setiap cara itu bertujuan untuk lebih
mendekatkan diri manusia pada Allah SWT. Manusia sangat bisa atau berpotensi
untuk bisa mengendalikan nafsunya, karena pada dasarnya setiap manusia
mempunyai sifat syahid seperti yang disebutkan dalam salah satu ayat pada surat
al-Adiyat. Ketika manusia tidak bisa mengendalikan nafsunya atau dengan kata
lain berbuat maksiat dan mendapat dosa maka sesungguhnya dalam hatinya manusia
tahu bahwa perbuatan mereka itu adalah sesuatu hal yang buruk. Ketika itu juga
manusia merasakan rasa penyesalan dalam hatinya.
Terakhir penulis berharap melalui tulisan ini
semoga pembaca ataupun umat muslim di manapun menghindari sifat kanud yang jelas
Allah SWT dan Rasul-Nya tidak menyukainya. Semoga tulisan ini dapat bermanfa’at
bagi kita semua. Aamiin ya robb al-alaamiin.
Komentar