Tafsir Surat Ali Imran Ayat 185 dan Surat at-Taubah Ayat 101



KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji syukur kemi panjatkan kehadirat Allah SWT.karena berkat rahmat-Nya kami dapat merampungkan makalah ini walau jauh dari kata sempurna. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW berserta sahabat, karena berkat beliau kami bisa merasakan manisnya iman seperti sekarang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari siapa saja, demi kesempurnaan makalah ini pada pembuatan selanjutnya.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepad beberapa pihak yang telah berjasa dalam penyusunan makalah ini.Pertama, kepada bapak dosen mata kuliah Tafsir yang berkat bimbingannya telah membantu jadinya makalah ini.Kedua, kepada rekan-rekan kami di Jurusan Tafsir Hadist khusunya kelas B yang telah membantu kami berdua dalam berbagai hal.Ketiga, kepada pihak pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikannya dengan balasan yang lebih baik dan banyak.
Terlepas dari kekurangan makalah ini kami berharap semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal saleh bagi kami.Aamiin, yaa Rabbal ‘aalamin.
Bandung, 20 September  2012


Pemakalah







BAB 1
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Banyak filsuf, pemikir dan warga masyarakt Barat khususnya, yang tidak percaya kepada Tuhan.Mereka ini biasa disebut sebagai penganut atheisme.Tetapi, kalau soal bicara kematian tidak banyak yang meragukan.Dengan demikian, kematian lebih diterima, disepakati, dan diyakini kedatangannya oleh manusia sejagad ketimbang eksistensi Tuhan.Kepercayaan seseorang pada Tuhan, adakah mereka yang beriman ataukah kafir sangat berpengaruhpada pandangan hidupnya.Bagi orang yang beriman, Tuhan diyakini beserta semua prinsip-prinsipnya.[1]
Ketika seseorang telah percaya pada Tuhan dan percaya pada kematian tentu mereka akan mulai membicarakan hal selanjutnya yang akan terjadi setelah kematian yaitu tentang alam kubur. Kebanyakan orang mempercayai bahwa perbuatan manusia dibalas nanti di akhirat. Adapun yang percaya bahwa balasannya dapat seketika terjadi di dunia, karena mereka pernah mengalami suatu peristiwa menyakitkan setelah melakukan suatu kejahatan atau keusilan?. Mereka menyebutnya sebagai hukum karma atau suatu balasan terhadap perbuatan jahil atau jahat manusia pada orang lain yang tidak bersalah degan disengaja ataupun tidak disengaja disertai dengan niat dan tujuan yang tidak baik.
Tidak hanya orang Islam yang percaya adanya kehidupan setelah mati, bahkan dalam ajaran hindu-budha telah mengenal apa yang dimaksud dengan nirwana (surga) dan cara menggapainya. Dalam Islam sendiri kehidupan setelah mati harus dipercayai karena beberapa firman Allah telah mengungkapkannya seperti dalam suratAli-imran ayat 85, At-taubah ayat 101 dan beberapa ayat dan surat lain yang bercerita demikian.

B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tafsiran penggalan ayat “setiap manusia akan mati” dalam surat Ali-Imran ayat 185 yang berkaitan degan tema makalah ini ?
2.      Apa yang dimaksud dengan siksa dalam surat At-Taubah ayat 101 ?



C.      Metodologi
Penelitian terhadap pembuatan makalah ini telah mengambil langkah-langkah berikut:
1.      Penentuan Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi.
2.      Penentuan Jenis Data
Jenis data yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah data kualitatif dengan sumber-sumber naskah (sumber-sumber tertulis). Jenis data kualitatif yang diambil dalam penelitian kualitatif ini adalah tentang alam kubur dengan mengambil 2 ayat dari al-Qur’an surat Ali-Imran ayat ke 185 dan al-Qur’an Surat At-Taubah ayat ke 101.
3.      Sumber Data
Adapun sumber-sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain:
a.       Al-Qur’an’ul Karim
b.      Tafsir Al-Maraghi
c.       Tafsir Al-Misbah
d.      Tafsir Yusuf Ali
e.       Tafsir Ibnu Katsir
f.       Kitab Ruh’ul Ma’ani
g.      Tafsir Fi Zhilalil Qur’an










BAB II
PEMBAHASAN
A.      Generalisasi Ayat
1.      Q.S Ali-Imran [3]: 185.
185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

2.      Q.S At-Taubah [9]: 101.
101. Di antara orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu[657] itu, ada orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. mereka keterlaluan dalam kemunafikannya. kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) kamilah yang mengetahui mereka. nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar.

[657] Maksudnya: orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar Madinah.

B.      Penafsiran
1.      Q.S Ali-Imran [3]: 185.
Yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini adalah mengenai alam kubur dan yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu pemakalah berkesimpulan dalam surat Ali-Imran ayat 185 ada ayat yang bermakna setiap jiwa akan mati berikut pemakalah uraikan beberapa tafsiran yang diambil intisarinya dari beberapa tafsir termahsyur.
a.       Menurut Tafsir Ibnu Katsir[2]
Allah SWT. memberitahukan kepada semua makhluknya secara umum. bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Perihalnya sama dengan firman Allah SWT. yang mengatakan:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Tetap kekal Zat Tuhan- mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Ar-Rahman: 26- 27)
Hanya Dia sendirilah yang Hidup Kekal dan tidak mati, sedangkan jin dan manusia semuanya mati, begitu pula para malaikat umumnya dan para malaikat pemangku Arasy. Hanya Allah sematalah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa Yang Kekal Abadi. Dengan demikian, berarti Allah Yang Mahaakhir, sebagaimana Dia Maha pertama (Akhirnya Allah tidak ada kesudahannya dan Permulaan Allah tidak ada awal- nya, pent.). Ayat ini merupakan belasungkawa kepada semua manusia, karena sesungguhnya tidak ada seorang pun di muka bumi ini melainkan pasti mati.Apabila masa telah habis dan nutfah yang telah ditakdirkan oleh Allah keberadaannya dari sulbi Adam telah habis, serta se- mua makhluk habis, maka Allah melakukan hari kiamat dan membalas semua makhluk sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.

b.      Menurut Tafsir Al-Maraghi[3]
Setiap individu pasti mencicipi rasa roh meninggalkan badan, dan akan merasakannya sendiri.
Dalam ayat ini terkandung isyarat bahwa roh itu tidak mati sekalipun jasadnya mati.Sebab orang yang mencicipi disini masih tetap ada sedangkan orang yang telah mati tidak dapat merasakannya.Karena, pencicipan itu adalah suatu perasaan yang tidak bisa dirasakan, kecuali oleh manusia hidup.
c.       Tafsir Yusuf Ali[4]
Dalam Tafsir ini dituliskan bahwa roh itu tidak akan mati, tetapi kematian jasad akan memberi rasa mati terhadap roh bilamana roh sudah terpisah dari jasad. Roh itu kemudian menyadari bahwa hidup ini tidak lain adalah suatu masa percobaan. Dan tampaknya adanya ketidak samaan itu kelak akan diperlakukan pada hari kiamat.
d.      Menurut kitab Ruh’ul Ma’ani[5]
Sesungguhnya mati itu adalah janji dan ancaman untuk orang yang saleh dan berdosa, ayat ini merupakan penguat dari sabda Rasulullah SAW“ bahwa ingat pada mati itu dan akan mati itu akan menghilangkan kebingungan dan rasa susah kepada keinginan terhadap kehidupan duniawi. Orang yang alim itu akan mengurangi keinginan kepada kehidupan duniawi. Dalam kitab ini dituliskan bahwa setelah alam ini akan ada alam selanjutnya. Dan ketika di Akhirat nanti manusia bisa melihat mana orang yang benar dan mana orang yang jelek serta bisa melihat pembalasan amal manusia nanti.
2.       Q.S At-Taubah [9]: 101.
Dalam surat ini pemakalah akan menguraikan tafsiran mengenai kata siksa yang terkandung dalam ayat 101 dari surat At-Taubah.
a.       Menurut Tafsir Al-Maraghi[6]
Menurut Tafsir ini yang dimaksud dengan kami siksa dua kali yaitu pertama penyiksaan di dunia berupa musibah-musibah yang akan menimpa mereka dan menunggu terbukanya rahasia mereka dengan terbukanya kedok mereka. Kedua, berupa kepedihan-kepedihan maut dan melayangnya jiwa mereka dalam keadaan kafir serta pukulan para malaikat pada wajah dan dubur mereka pada waktu itu dan sesudah itu mereka akan dikembalikan pada hari kiamat ke dalam siksa neraka jahanam sebagai siksa yang terburuk.
b.      Menurut Tafsir Al-Misbah[7]
Dan akan kami siksa dua kali. Para ulama sementara memahami bahwa siksaan yang pertama yaitu terbukanya kedok kemunafikan mereka dan diketahui oleh umum sehingga mereka menjadi sangat malu dan terhina, dan siksa yang kedua adalah saat kematian, yakni ketika para malaikat mencabut nyawa mereka sambil memukul muka dan belakang mereka(baca surat al-Anfal [8] : 50 dan Muhammad SAW [47] : 2)
Al-Biqa’i memahami siksa pertama berupa kemenangan Nabi saw atas lawan-lawan beliau. Kemenangan yang sangat menyakitkan bahkan meniksa mereka. Dan siksa kedua terjadi setelah Nabi SAW wafat pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a dengan penaklukan kelompok orang yang enggan membayar zakat serta yang murtad atau yang kedua adalah penghancuran mesjida yang mereka bangun antara lain untuk tujuan memecah belah kaum muslimin (baca ayat 107 surah ini). Ada lagi yang memahami siksa pertama adalah amal-amal yang mereka lakukan di hadapan prang-orang beriman, seperti berzakat dan bersedekah, tetapi karena mereka mengeluarkannya tanpa keikhlasan dan dalam saat yang sama mereka sangat tersiksa dengan pengeluaran ini. Demikian juga dengan amal-amal kebajikan lain yang mereka harus lakukan.
Thahir ibnu Asyir tidak memahami kata dua kali dalam arti bilangan yang diatas satu dan dibawah tiga, tetapi dalam arti berkali-kali. Ini menurutnya sama dengan kata karratain dalam QS. Al-Mulk [67]: 4. Disana ia dipahami dalam arti berulang-ulang. Agaknya pendapat ini lebih tepat, maka jika demikian terbuka kemungkinan untuk memeahami aneka ketersiksaan yang dialami oleh para munafikin itu, baik siksa maupun batin.
Memang kaum mukminin pun dapat mengalami siksa duniawi. Tetapi ketika mereka mengalaminya, mereka terhibur oleh keyakinan bahwa tidak ada satu musibah pun yang menimpa mereka walau hanya sekedar terkena duri kecuali akan dibalas oleh Allah SWT dengan pengampunan dosa atau ganjaran ukhrawi.
e.       Menurut Tafsir Fi Dzilalil Qur’an[8]
Dalam tafsir ini yang dimaksud siksa atau azab dua kali itu adalah di dunia. Takwil yang paling dekat terhadap hal ini ialah azab yang berupa keguncangan hati mereka karena khawatir jati diri mereka diungkap di kalangan masyarakat muslim. Juga azab ketika menghadapi kematian yang pada waktu itu malaikat menanyai roh mereka dan memukul muka dan punggung mereka.Atau, azab yang berupa penyesalan-penyesalan yang menimpa mereka karena kaum muslimin mendapat pertolongan dan kemenangan. Atau, azab yang berupa ketakutan akan tersingkapnya kemunafikan mereka, dan ketika mereka diperintahkan melakukan jihad yang berat. Allah SWT lebih mengetahui apa yang sebenarnya yang Dia maksudkan.

C.      Analisis
Setelah data terkumpul pemahaman atau penafsiran terhadap dua ayat ini didapatkan kesimpulan bahwa :
1.      Q.S Ali-Imran [3]: 185.
Ada beberapa tafsiran yang sama dari beberapa tafsir yaitu bahwa makna penggalan ayat “setiap yang bernyawa pasti akan mati” adalah hanya jasadnya saja yang mati tetapi ruhnya tidak.
2.      Q.S At-Taubah [9]: 101.
Dalam menafsirkan beberapa ulama masih punya penafsiran yang berbeda walaupun secara umum mereka berpendapat bahwa yang dimaksud “ kami akan menyiksanya 2 kali” adalah yang pertama penyiksaan terhadap orang munafik didunia dan yang kedua adalah siksaan nanti di akhirat.














BAB III
KESIMPULAN
Dalam dunia modern sat ini manusia seringkali lebih mementingkan kehidupan duniawi daripada akhirat. Tapi ketika mereka mengetahui kematian baru mereka sadar bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan lain yaitu salah satunya alam kubur.
Setelah mendapatkan beberapa penafsiran dari beberapa mufassir diatas dapat di simpulkan bahwa :
a.       Yang dimaksud dengan “ setiap jiwa pasti akan mati” adalah hanya badan kita yang mati karena terpisah dari ruhnya.
b.      Yang dimaksud dengan “kami akan menyiksa 2 kali” adalah siksa yang akan didapatkan oleh orang munafik di dunia dan di akhirat kelak.















DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Komarudin, Berdamai dengan Kematian, (Jakarta Selatan: PT Mizan Publika, 2009), cet.1

Al Imam Abdul Fida Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasqyi, Tafsir Al-Qur’anul Adzim diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar dkk, (Bandung: Sinar Baru Algresindo,2000) cet. 1

Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar dan Hery Noer Aly (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang,1993),cet.2
Yusuf Ali, The Holy Qur’an diterjemahkan oleh Ali Audah (Jakarta: PT Pustaka Utara Antar Nusa,2000), cet.3

Abi Fadil Sihabuddin Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, Ruh’ul Ma’ani, (Beirut: Dar’ al-Kitab al-Ilmiyati,1422 H/2001 M)

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2005), cet. 4

Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an diterjemahkan oleh As’ad Yasin dkk, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2003), cet. 1



[1]KomarudinHidayat, Berdamai dengan Kematian,cet.1.,(Jakarta Selatan: PT Mizan Publika, 2009),vii
[2] Al Imam Abdul Fida Isma’il Ibnu Katsir Ad-Dimasqyi, Tafsir Al-Qur’anul Adzim, diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar dkk, (Bandung: Sinar Baru Algresindo,2000), 339-340.
[3] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi diterjemahkan oleh Bahrun Abubakar dan Hery Noer Aly (Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang,1993),270.
[4] Yusuf Ali, The Holy Qur’an, diterjemahkan oleh Ali Audah (Jakarta: PT Pustaka Utara Antar Nusa,2000),176.
[5] Abi Fadil Sihabuddin Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, Ruh’ul Ma’ani, (Beirut: Dar’ al-Kitab al-Ilmiyati,1422 H/2001 M),356-357
[6] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maraghi,... 20
[7]  M. Quraish Shihab,Tafsir Al-Misbah (Tangerang: Lentera Hati, 2005),661-662
[8] Sayyid Quthb, Fi Zhilalil Qur’an,  diterjemahkan oleh As’ad Yasin dkk, (Jakarta: Gema Insani Pres, 2003), 29

Komentar

edwenmacewan mengatakan…
Lucky 6 Casino (Lucky 6) - Mapyro
Lucky 6 제천 출장샵 Casino is located 남양주 출장마사지 at: 13,649 Highway 20, Laughlin, Nevada 89030. 영주 출장마사지 Directions. 3.5 miles. 춘천 출장안마 1 min. 충청북도 출장마사지 From the casino.

Postingan populer dari blog ini

Terjemah Lubabul Hadits (Matan Tanqihul Qaul) Bahasa Sunda (Pembukaan)

Makalah Objek Kajian Filsafat

Syair-syair-an (لو لا مربى ما عرفت ربى)